![]() |
Dosen dan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. (Foto: Dok/Ist). |
Suara Time, Surabaya - Di tengah dunia yang semakin terhubung secara digital, isu-isu global seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, pelanggaran hak asasi manusia, dan konflik internasional bukan lagi menjadi urusan para pemimpin negara semata. Partisipasi politik global kini menuntut keterlibatan dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda. Gen Z, sebagai generasi yang lahir dan tumbuh dalam era teknologi, memiliki akses luas terhadap informasi global dan kemampuan untuk menyuarakan pendapat mereka melalui berbagai platform digital. Kesadaran akan isu global serta keterlibatan aktif dalam ruang publik internasional menjadi bagian penting dari pembentukan warga dunia yang kritis dan bertanggung jawab.
Partisipasi politik global tidak selalu berarti
ikut serta atau turt hadir dalam forum internasional atau organisasi
besar, melainkan juga mencakup tindakan-tindakan kecil yang berdampak
luas—seperti melakukan
kampanye isu kemanusiaan di media
sosial, menandatangani petisi daring, atau menyebarkan informasi yang valid
tentang konflik dan krisis dunia. Melalui media sosial, Gen Z memiliki potensi
besar untuk memengaruhi opini publik, menggalang solidaritas lintas negara, dan
mendorong perubahan sosial secara global. Oleh karena itu, penting bagi
generasi ini untuk memahami peran strategisnya dalam politik global serta
memiliki literasi digital dan kesadaran etis dalam setiap bentuk partisipasi
mereka.
Dari latar belakang diatas, dosen dan mahasiswa Program
Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Peran Gen Z
dalam Partisipasi Politik Global Melalui Media Sosial” di SMP Negeri
39 Surabaya pada
Selasa, 27 Mei 2025. Kegiatan ini dirancang untuk
mengajak siswa memahami bahwa partisipasi politik tidak harus menunggu usia
dewasa, melainkan dapat dimulai melalui cara yang sesuai dengan dunia
mereka—yakni melalui media sosial.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 siswa kelas VIII dimana hampir seluruh siswa tersbut menggunakan platform seperti Instagram,
TikTok, dan YouTube. Para dosen dan mahasiswa memfasilitasi sesi edukatif yang
menjelaskan bagaimana media sosial telah menjadi ruang politik baru, di mana
kampanye, gerakan sosial, hingga advokasi global dapat disuarakan oleh generasi
muda. Dengan gaya penyampaian yang interaktif dan menggunakan Bahasa yang
sederhana untuk memudahkan pemahaman kepada siswa, para peserta diajak memahami
bahwa menyuarakan opini, menyebarkan informasi akurat, atau mendukung isu-isu
global adalah bentuk partisipasi politik yang sah.
Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari
mata kuliah Masyarakat Informasi dan Jejaring Global. Dosen pengampu dalam sesi sambutanyan menekankan pentingnya memperluas
pemahaman politik sejak usia sekolah. “Kami tidak berbicara soal partai atau
pemilu, tetapi tentang bagaimana generasi muda memahami isu-isu global dan
menggunakan hak berekspresinya secara bertanggung jawab dan produktif melalui
media sosial,” jelasnya. Melalui kegiatan ini, para siswa diajak untuk
tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga sebagai aktor yang
mampu menginspirasi perubahan sosial. Dengan membekali mereka perspektif global
dan etika digital, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal membentuk
Gen Z yang peduli, kritis, dan berdaya dalam menyikapi tantangan
dunia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi bagian dari komitmen
akademik UPN “Veteran” Jawa Timur untuk terus hadir di tengah masyarakat dan
mendorong literasi politik sejak dini—terutama bagi generasi muda yang kelak
akan menjadi penggerak perubahan dalam skala nasional maupun global.
*) Penulis : Dewi Fortuna Sari, S.I.P., M.Law
*) Editor : Neola
Komentar0