GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Olahraga After Break Up: Tren pribadi yang Berdampak Sosial

Nurul Rokayah,Univesitas Pamulang, Prodi Pendidikan Ekonomi. (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Opini - Putus cinta adalah pengalaman emosional yang bisa mengguncang siapa saja. Namun di tengah kesedihan itu, muncul sebuah tren menarik yang berkembang di kalangan anak muda hingga dewasa muda: olahraga sebagai bentuk penyembuhan setelah putus cinta. Fenomena ini, yang populer disebut sebagai after break up workout, tidak hanya menjadi bentuk perbaikan diri, tetapi juga mulai menunjukkan dampak sosial yang positif di masyarakat.

Dari Luka Hati ke Gaya Hidup Sehat

Tren ini berangkat dari dorongan individu untuk bangkit setelah mengalami kegagalan dalam hubungan. Daripada tenggelam dalam kesedihan atau mencari pelarian yang tidak sehat, banyak orang kini memilih untuk “melampiaskan” rasa sakitnya melalui olahraga. Mulai dari lari pagi, angkat beban, yoga, hingga olahraga ekstrem—semuanya menjadi medium untuk menyalurkan emosi dan memperkuat fisik serta mental.

Namun tren ini tidak berhenti pada ranah personal. Ketika seseorang membagikan perjalanannya di media sosial—entah lewat video olahraga, perubahan fisik, atau caption motivasional—mereka secara tidak langsung menularkan semangat pemulihan kepada orang lain. Hal ini menciptakan efek sosial yang luas: olahraga menjadi simbol dari ketahanan, perlawanan terhadap rasa sakit, dan pencarian jati diri yang lebih kuat.

Self-care sebagai Kekuatan Sosial

Di balik tren ini tersimpan pesan yang lebih besar: self-care kini bukan hanya tindakan individu, tetapi juga budaya sosial. Masyarakat mulai memandang olahraga bukan semata untuk penampilan, tetapi juga sebagai bentuk pemulihan mental. Ini menandai pergeseran penting dalam cara kita memaknai kesehatan—baik secara fisik maupun emosional.

Komunitas-komunitas olahraga yang sebelumnya berfokus pada kebugaran kini juga menjadi ruang aman bagi mereka yang sedang menyembuhkan luka emosional. Di tempat seperti gym, kelas kebugaran, atau lari komunitas, tercipta ruang sosial baru yang inklusif dan suportif. Orang-orang datang bukan hanya untuk berolahraga, tapi juga untuk merasa diterima, terhubung, dan dikuatkan.

Dampak Sosial Lain yang Mulai Terlihat

Mendorong Gaya Hidup Aktif

Ketika olahraga menjadi bentuk ekspresi setelah patah hati, banyak orang—baik yang sedang patah hati maupun tidak—terinspirasi untuk bergerak. Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan energi positif ini.

Mengurangi Stigma Patah Hati

Tren ini juga membantu menghapus stigma bahwa patah hati adalah sesuatu yang memalukan atau lemah. Justru, dengan bangkit melalui olahraga, seseorang menunjukkan keberanian dan keteguhan dalam menghadapi masa sulit.

Memperkuat Solidaritas Sosial

Fenomena ini memperlihatkan bahwa kita bisa saling mendukung tanpa harus mengenal secara pribadi. Satu postingan olahraga setelah putus bisa menjadi penyemangat bagi ribuan orang yang sedang berada di titik terendahnya.

Dari Duka Jadi Daya

Olahraga pasca putus cinta adalah lebih dari sekadar tren ia adalah gerakan sosial yang membawa pesan pemulihan, kekuatan, dan solidaritas. Dari pengalaman personal yang menyakitkan, lahir semangat kolektif yang mendorong masyarakat untuk bangkit bersama, lebih sehat, dan lebih kuat secara emosional.

Di tengah dunia yang kadang terasa berat, olahraga bisa menjadi jembatan antara luka dan harapan. Dan siapa sangka, dari satu patah hati, bisa lahir banyak kekuatan yang berdampak bagi orang lain.


*) Penulis adalah Nurul Rokayah,Univesitas Pamulang, Prodi Pendidikan Ekonomi.

Komentar0

Type above and press Enter to search.