GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Inovasi Alat Pakan Otomatis sebagai Terobosan Efisiensi Budidaya Lele

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Surabaya - Sebagai bagian dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk menghadirkan solusi nyata terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat di lokasi pengabdian. Melalui observasi lapangan dan komunikasi dengan warga, khususnya para pembudidaya lele di RT 15 RW 04 Surabaya, kami menemukan bahwa ketidakteraturan pemberian pakan menjadi salah satu kendala utama yang menghambat produktivitas budidaya. Dari kondisi tersebut, kami menginisiasi penerapan teknologi tepat guna berupa alat pemberi pakan otomatis berbasis Arduino sebagai upaya mendukung modernisasi budidaya lele yang lebih efisien, terukur, dan berkelanjutan.

Budidaya lele hingga kini terus menjadi pilihan banyak masyarakat sebagai sumber penghidupan, terutama karena permintaan pasar yang stabil dan proses pemeliharaan yang relatif mudah. Namun, salah satu persoalan klasik yang masih sering dialami pembudidaya adalah ketidakteraturan dalam pemberian pakan. Aktivitas memberi makan lele yang seharusnya dilakukan secara konsisten dan terukur sering kali terhambat karena pembudidaya harus membagi waktu dengan pekerjaan lain. Di balik masalah yang terlihat sederhana ini, tersimpan dampak besar terhadap pertumbuhan ikan, tingginya biaya pakan, hingga kualitas air kolam yang mudah menurun akibat sisa pakan yang menumpuk.

Dalam konteks inilah, kehadiran alat pemberi pakan otomatis berbasis mikrokontroler Arduino menjadi solusi yang tidak hanya relevan, tetapi juga visioner. Teknologi tepat guna ini menunjukkan bahwa modernisasi dalam dunia perikanan bukanlah sesuatu yang mahal atau rumit. Ketika diterapkan pada kolam lele milik mitra di RT 15 RW 04, Surabaya, alat ini membuktikan bahwa inovasi sederhana pun mampu memberikan dampak nyata.

Efisiensi dan Konsistensi yang Tidak Tertandingi Metode Manual

Salah satu keunggulan terbesar dari alat ini adalah kemampuannya memberikan pakan sesuai jadwal dengan tingkat presisi yang sulit dicapai melalui cara manual. Hasil uji coba menunjukkan adanya penurunan pemborosan pakan hingga 30%, sebuah pencapaian penting mengingat pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya. Selain itu, pembudidaya tidak perlu lagi berada di kolam pada setiap waktu pemberian pakan, sehingga mereka dapat mengalokasikan waktu untuk aktivitas lain tanpa mengorbankan ketepatan pemeliharaan ikan.

Distribusi pakan yang stabil berpengaruh langsung pada pertumbuhan ikan yang lebih seragam. Dengan berkurangnya sisa pakan yang mengendap, kualitas air lebih terjaga dan risiko penyakit dapat diminimalkan. Hal ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga mendorong praktik budidaya yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Proses Pembuatan Teknologi Tepat Guna

Selama proses pembuatan alat, dilakukan dokumentasi yang sistematis untuk memastikan setiap tahapan dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi referensi bagi penerapan di lokasi lain. Dokumentasi meliputi:

  • Perancangan rangkaian Arduino, termasuk modul relay, motor servo, dan sistem wadah pakan.
  • Pengujian perangkat keras, untuk memastikan motor penggerak membuka dan menutup katup pakan secara stabil.
  • Penulisan dan pengunggahan program Arduino (sketch) yang mengatur jadwal pemberian pakan.
  • Perakitan mekanik perangkat, mulai dari pembuatan hopper pakan hingga pemasangan penyangga alat di tepi kolam.

Dokumentasi visual berupa foto ini menjadi bukti bahwa alat dirancang melalui proses teknis yang matang dan dapat direplikasi oleh pembudidaya lain dengan keterampilan dasar elektronika.

Survei Lokasi Kolam Lele sebagai Dasar Perancangan

Sebelum alat diterapkan, tim melakukan survei ke lokasi kolam lele mitra di RT 15 RW 04, Surabaya. Survei ini bertujuan untuk memahami kondisi lapangan sehingga alat dapat dirancang sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang diamati meliputi:

  • Ukuran dan kedalaman kolam
  • Jumlah tebar ikan
  • Kondisi lingkungan sekitar kolam
  • Pola pemberian pakan sebelumnya
  • Area yang memungkinkan untuk pemasangan alat

Dari survei tersebut diketahui bahwa pembudidaya sering meninggalkan kolam karena bekerja di luar rumah, sehingga frekuensi pemberian pakan tidak konsisten. Temuan ini semakin menguatkan urgensi desain alat otomatis yang dapat bekerja tanpa pengawasan terus-menerus.

Sosialisasi Pengetahuan kepada Pembudidaya

Setelah alat berhasil dibuat dan diuji, dilakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada mitra. Sosialisasi ini mencakup:

  • Penjelasan cara kerja alat dan komponennya
  • Pelatihan pengaturan jadwal pakan melalui program
  • Simulasi pengisian ulang wadah pakan
  • Tata cara perawatan alat agar tahan lama
  • Diskusi mengenai potensi pengembangan lebih lanjut

Melalui kegiatan ini, pembudidaya tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga memahami prinsip kerja teknologi sehingga lebih percaya diri dalam mengoperasikannya. Sosialisasi ini sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa modernisasi budidaya tidak selalu identik dengan biaya besar atau perangkat pabrik.

Komentar0

Type above and press Enter to search.