.jpeg)
Pelatihan dan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dan kelompok perempuan rentan di RW 10 Pondok Benowo Indah. (Foto: Dok/Ist).
Suara Time, Surabaya - Persoalan sampah plastik, khususnya sampah saset, yang kian mendesak di negara-negara berkembang mendapat solusi inovatif di Surabaya Barat. Sebuah program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang terdiri dari Dr. Dana Aditya SE., MBA, Ni Ketut Yulia Agustin SE., MM, dan Giyana, SE., MM dari Departemen Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis melakukan inisiasi mengubah tumpukan sampah saset non-biodegradable menjadi karya seni bunga yang indah dan bernilai ekonomi.
Program ini, yang berfokus pada pelatihan dan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dan kelompok perempuan rentan di RW 10 Pondok Benowo Indah, memberikan edukasi terhadap proses pencapaian model ekonomi sirkular di tingkat komunitas.
Mengatasi Tantangan Sampah Saset
Sampah saset yeng berupa kemasan plastik kecil sekali pakai untuk produk sehari-hari, dikenal sulit didaur ulang karena sifat kompositnya yang kompleks. Saset sering lolos dari sistem pengelolaan sampah formal, menumpuk di tempat pembuangan, dan berkontribusi signifikan terhadap polusi lingkungan.
Tim pengabdian masyarakat memperkenalkan solusi transformatif: mengubah saset menjadi seni bunga, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular yang memandang sampah sebagai sumber daya berharga.
Pelatihan Komprehensif dan Pemberdayaan Ekonomi
Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif (participatory learning approach), yang melibatkan peserta secara langsung dari pengumpulan bahan hingga manajemen usaha. Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis pembuatan seni bunga, seperti teknik memotong, melipat, dan merangkai , tetapi juga mencakup sesi keterampilan wirausaha:
- Dasar-dasar manajemen usaha.
- Penentuan harga produk.
- Strategi pemasaran sederhana, termasuk pemanfaatan media sosial.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk mengembangkan keterampilan teknis dan menciptakan peluang ekonomi bagi ibu-ibu rumah tangga, pemuda, dan perempuan menganggur, sekaligus mengurangi volume sampah di tingkat komunitas.
Dampak Nyata dan Model yang Dapat Direplikasi
Hasil program menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengembangan keterampilan peserta dan penciptaan nilai ekonomi dari limbah. Selain menghasilkan produk yang layak dipasarkan, inisiatif ini juga berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan dan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi sirkular.
![]() |
| Program pengabdian masyarakat oleh peneliti dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. (Foto: Dok/Ist). |
Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, masyarakat dapat mengubah masalah sampah menjadi peluang untuk kreativitas dan pengembangan ekonomi. Model yang mengintegrasikan transformasi limbah menjadi produk artistik, pemberdayaan kewirausahaan, dan dampak lingkungan terukur ini diharapkan dapat direplikasi di komunitas lain yang menghadapi tantangan sampah serupa.
Inisiatif ini menegaskan bahwa sampah saset bukanlah akhir dari siklus konsumsi, tetapi sumber daya yang dapat mendorong perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Komentar0