![]() |
| SIGMA menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat, Selasa(21/10). (Foto: Dok/Ist). |
Suara Time, Jakarta — Ratusan massa yang tergabung dalam kelompok mahasiswa dan elemen masyarakat bersatu dalam Solidaritas Generasi Muda Anti Korupsi (SIGMA) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat, Selasa(21/10).
Aksi ini merupakan bentuk protes keras atas lambannya penetapan
tersangka dalam dugaan korupsi pengadaan Chromebook di lingkungan
Kemendikdasmen yang hingga kini belum menyentuh pihak Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) maupun pihak swasta yang terlibat.
Dari hasil penelusuran publik, nama-nama seperti Wahyu Hariadi,
Harnowo Susanto, dan Khori Rahardian disebut sebagai pejabat pembuat komitmen
dalam proyek tersebut. Sementara dari pihak swasta, SIGMA menyoroti
keterlibatan PT Tera Data Indonusa (AXIO) sebagai vendor utama penyedia perangkat
Chromebook.
SIGMA menilai, penegakan hukum yang setengah hati hanya akan
memperburuk citra pemberantasan korupsi di sektor pendidikan.
“Kami mendesak Kejaksaan Agung untuk tidak tebang pilih. PPK dan
pihak swasta yang jelas-jelas berkomitmen dalam proyek bermasalah ini harus
segera ditetapkan sebagai tersangka. Tidak boleh ada impunitas bagi para pelaku
korupsi di dunia pendidikan,” tegas SIGMA dalam orasinya di depan
Kemendikdasmen.
Selain itu, SIGMA menyoroti fakta bahwa para PPK telah mengembalikan
sebagian kerugian negara, namun menegaskan bahwa langkah tersebut tidak
menghapus pidana pokok korupsi sebagaimana diatur dalam hukum positif.
SIGMA juga mengungkap adanya kejanggalan dalam rantai distribusi dan
penjualan perangkat AXIO, yang disebut tidak tersedia di pasar retail umum,
memperkuat dugaan adanya manipulasi harga dan praktik tidak transparan.
“Kejaksaan Agung harus berani menelusuri lebih jauh jaringan
korporasi di balik proyek ini. Jangan biarkan pengembalian uang negara menjadi
alasan penghentian kasus,” lanjut pernyataan SIGMA.
SIGMA menilai hal ini sebagai bentuk pemufakatan jahat dan praktik monopoli yang melanggar prinsip persaingan sehat dalam
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pola keterlibatan langsung antara pejabat negara dengan vendor swasta
menegaskan bahwa dugaan korupsi dalam proyek ini tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan hasil dari kolusi terstruktur dan berulang.
SIGMA menyampaikan lima tuntutan utama:
1.
Menuntut
Inspektorat Jenderal Kemendikdasmen dan Kejaksaan Agung RI untuk menjatuhkan
hukuman terhadap para PPK yang telah terbukti bersalah dan sudah dirilis
hasilnya oleh Kejaksaan.
2.
Meminta
penjelasan publik mengapa selama program pengadaan Chromebook berjalan,
Direktorat SMP selalu menggunakan merek Zyrex, sementara Direktorat SD
menggunakan merek Axio yang menimbulkan
dugaan pengaturan vendor.
3.
Menuntut agar
Kejaksaan Agung dan Kemendikdasmen mengusut tuntas peran PPK yang menjadi kaki
tangan direktur di Direktorat SD dan SMP, yang secara sistematis mengatur agar Zyrex
dan Axio menang selama program berlangsung.
4.
Menegaskan
bahwa para PPK telah terbukti melakukan praktik monopoli dan pemufakatan jahat
dalam pemilihan penyedia barang dan jasa, bekerja sama dengan Indra Nugraha
dari PT Bhineka Mentari Dimensi untuk memenangkan Zyrexindo di Direktorat SMP
dan sales PT Asaba untuk memenangkan Axio di Direktorat SD.
5.
Mendesak
Kejaksaan Agung untuk memeriksa aliran dana yang dikendalikan oleh salah satu
anak dari Mulyatsah, yang diduga berkoordinasi dengan pihak distributor atas
nama Sdr. Susi dalam mengatur aliran uang untuk tersangka melalui Sdr. Harnowo
selaku PPK.
Kasus ini menjadi alarm keras bahwa korupsi telah menjalar ke inti
sistem pendidikan nasional. Aliansi Masyarakat Anti Korupsi menegaskan
komitmennya untuk mengawal proses hukum, mendesak reformasi birokrasi
pendidikan, dan memulihkan kembali makna suci pendidikan sebagai jalan
pembebasan, bukan perampokan.
SIGMA menegaskan bahwa korupsi di sektor pendidikan
bukan sekadar penyalahgunaan anggaran, tetapi bentuk pengkhianatan terhadap masa depan bangsa. Kasus
Chromebook harus menjadi momentum untuk membongkar
praktik kolusi yang melembaga dalam birokrasi pendidikan.
SIGMA berkomitmen akan terus mengawal kasus ini hingga keadilan
ditegakkan dan sektor pendidikan bersih dari praktik korupsi yang menggerogoti
masa depan bangsa.

Komentar0