![]() |
Mahasiswa Kangean Yogyakarta saat melakukan aksi demonstrasi langsung di gedung DPRD Sumenep. (Foto: Dok/Ist). |
Suara Time, Yogyakarta - Pasca insiden penggerudukan rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Sumenep di The Malioboro Hotel, Yogyakarta pada Sabtu (12/7/2025), mahasiswa Kangean Yogyakarta yang menyuarakan penolakan terhadap aktivitas seismik dan rencana pengeboran migas P.T. Kangean Energy Indonesia mengaku ditelepon dan dihubungi via chat WhatsApp oleh salah satu anggota DPRD Sumenep.
“Ya, ditelepon tapi tidak saya angkat karena alasan keamanan, kemudian nomor tersebut mengirim pesan WhatsApp, menyebutkan identitasnya sebagai anggota DPRD Kabupaten Sumenep dan menawarkan pertemuan antara DPRD Sumenep dengan mahasiswa Kangean Yogyakarta,” ungkap Shahib Labibul Hikam.
Setelah ditelusuri, pesan dengan nomor asing tersebut berasal dari Anggota DPRD Kab. Sumenep Dapil III Fraksi PDIP, Wahyudi, S.T.
Pria yang kerap disapa Didik itu menawarkan fasilitas serta forum dialog yang akan mempertemukan mahasiswa Kangean Yogyakarta dengan DPRD Kabupaten Sumenep Dapil I. “Teman-teman kalau mau dialog sama teman-teman DPRD Komisi I monggo saya fasilitasi. Mumpung mereka di Jogja, ada ketua komisinya juga,” ujar Wahyudi melalui chat WhatsApp.
Tawaran tersebut ditolak dengan tegas oleh mahasiswa Kangean Yogyakarta. Mereka menilai forum dialog itu tak lebih dari sekadar upaya pembungkaman yang dapat merusak resistansi gerakan penolakan tambang di Kangean ke depannya.
“Tidak ada dialog. Aksi protes kami tegas, kita menolak, masyarakat Kangean menolak. Kami melakukan penggerudukan karena hingga kini kalian, DPRD Kabupaten Sumenep, diam dan tidak mengindahkan suara penolakan masyarakat. Itu saja, yang harus kalian lakukan sekarang bukan mengajak kami untuk berdialog, tapi menyatakan berpihak pada gerakan masyarakat Kangean yang menolak tambang,” tegas Labib.
Komentar0