GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

UMKM Indonesia: Pilar Ekonomi yang Harus Naik Kelas di Tengah Tantangan Global

Penulis: Rian Putri Anggraeni, Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang. (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Opini - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan fondasi utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai lebih dari 60%, serta menyerap sekitar 97% tenaga kerja di Indonesia. Angka ini mencerminkan betapa vitalnya peran UMKM dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan roda ekonomi rakyat.

Namun demikian, dinamika perekonomian global dan nasional memunculkan tantangan-tantangan baru yang harus dihadapi oleh para pelaku UMKM. Tekanan inflasi, kenaikan harga bahan baku, serta pergeseran ke arah digitalisasi yang semakin cepat memaksa UMKM untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga beradaptasi dan bertransformasi. Tanpa kesiapan dan dukungan yang memadai, UMKM berisiko tertinggal bahkan tersingkir dari pasar yang semakin kompetitif.

Tantangan Nyata di Lapangan

1. Akses Modal yang Terbatas

Salah satu kendala klasik yang terus membelit UMKM adalah sulitnya memperoleh pembiayaan. Banyak pelaku usaha kecil yang tidak memiliki jaminan atau catatan kredit yang layak untuk mengakses pinjaman dari lembaga keuangan formal. Ketergantungan pada modal pribadi atau pinjaman informal dengan bunga tinggi justru membuat mereka sulit berkembang.

2. Ketimpangan Digitalisasi

Meskipun era digital menawarkan peluang besar lewat e-commerce dan platform pemasaran online, kenyataannya masih banyak UMKM yang belum mampu memanfaatkan teknologi tersebut. Rendahnya literasi digital, minimnya akses internet yang memadai di daerah, dan keterbatasan perangkat teknologi menjadi hambatan serius dalam proses digitalisasi UMKM.

3. Persaingan dengan Produk Impor dan Korporasi Besar

Produk impor dengan harga murah dan kehadiran merek-merek besar yang masif dalam pemasaran menjadi tantangan berat bagi pelaku UMKM. Sektor-sektor seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan tangan menjadi yang paling terdampak, di mana produk lokal sering kali kalah dalam hal branding, kualitas produksi massal, maupun daya saing harga.

Strategi untuk Bertahan dan Naik Kelas

1. Akses terhadap Teknologi Digital

UMKM harus mulai terbuka terhadap pemanfaatan teknologi. Media sosial dapat digunakan untuk membangun brand awareness, marketplace menjadi saluran penjualan yang efektif, dan platform keuangan digital seperti e-wallet serta aplikasi pembukuan dapat meningkatkan efisiensi bisnis. Pemerintah dan penyedia platform harus memberi pendampingan teknis agar UMKM tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengelola teknologi yang efektif.

2. Kolaborasi dan Inovasi Produk

Kolaborasi antarpelaku UMKM maupun dengan lembaga pendidikan dan sektor swasta dapat melahirkan inovasi produk yang kreatif dan bernilai tambah. Misalnya, pelaku usaha makanan dapat bekerja sama dengan desainer lokal untuk membuat kemasan yang menarik, atau pengrajin bisa berinovasi dengan bahan baku ramah lingkungan sesuai tren global.

3. Pelatihan dan Edukasi Bisnis

Peningkatan kapasitas SDM merupakan kunci. Program pelatihan kewirausahaan, literasi keuangan, pemasaran digital, dan manajemen bisnis perlu terus diperluas. Baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun korporasi besar harus berperan aktif dalam membina dan mentransfer pengetahuan kepada UMKM.

4. Diversifikasi dan Ekspansi Pasar

UMKM tidak boleh hanya bergantung pada pasar lokal. Potensi ekspor dapat diraih dengan memanfaatkan platform e-commerce internasional atau melalui program binaan pemerintah seperti “UMKM Go Global”. Diversifikasi produk dan segmentasi pasar juga akan memperkuat ketahanan bisnis dalam menghadapi guncangan ekonomi.

Sudah saatnya UMKM Indonesia tidak hanya dipandang sebagai “usaha kecil yang perlu dibantu,” tetapi sebagai entitas ekonomi yang punya daya saing dan potensi besar di pasar internasional. Pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat harus bersinergi menciptakan ekosistem yang mendukung UMKM naik kelas. Dengan digitalisasi yang inklusif, pembiayaan yang mudah diakses, serta peningkatan kapasitas yang berkelanjutan, UMKM Indonesia tidak hanya mampu bertahan dari tekanan global, tapi juga tampil sebagai pelaku usaha yang tangguh dan berdaya saing tinggi di tingkat dunia.


*) Penulis adalah Rian Putri Anggraeni, Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang.

Komentar0

Type above and press Enter to search.