![]() |
Cesc Fabregas, pelatih baru COMO 1907 dan pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi. (Foto: Dok/Ist). |
"Sejujurnya, saya lebih suka berbicara dengan Simone Inzaghi sekarang daripada melakukan wawancara. Dia juga tengah melakukan wawancaranya sekarang, tetapi jika bus bersedia menunggu saya, saya akan senang berbicara dengannya," ungkap Fabregas dengan nada bercanda. "Saya pelatih baru, saya ingin belajar dan berkembang."
Pernyataan tersebut mencerminkan bagaimana Fabregas, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik dunia, tetap rendah hati dalam transisinya dari pemain ke pelatih. Kekalahan COMO dari tim papan atas Serie A, Inter Milan, menjadi ajang pembelajaran bagi mantan pemain Arsenal, Barcelona, dan Chelsea ini.
Ingin Menimba Ilmu dari Simone Inzaghi
Fabregas tak segan untuk memuji kapasitas Inzaghi sebagai pelatih yang mampu membawa Inter Milan menjadi salah satu tim terkuat di Italia dan Eropa saat ini. Ia menyatakan keinginannya untuk memahami lebih dalam taktik serta pendekatan kepelatihan yang diterapkan oleh Inzaghi.
Simone Inzaghi sendiri sukses membawa Inter ke performa puncak, termasuk membawa timnya mendominasi kompetisi domestik dan berbicara banyak di panggung Liga Champions. Bagi Fabregas, berdialog langsung dengan pelatih yang berpengalaman di tingkat tertinggi menjadi langkah penting untuk memperluas wawasan kepelatihannya.
Fokus pada Pengembangan Diri
Sebagai pelatih debutan, Fabregas tampak menyadari tantangan besar yang ada di depannya. Melatih COMO 1907, tim Serie B Italia, menjadi ujian pertama dalam karier kepelatihannya. Dengan sikap rendah hati dan ambisi yang besar, Fabregas berharap pengalamannya sebagai pemain papan atas mampu membantu membentuknya menjadi pelatih yang kompeten.
Pertemuan COMO melawan Inter Milan ini sekaligus menjadi salah satu momen berharga bagi Fabregas untuk mengenal lebih jauh dunia kepelatihan, terutama dari perspektif seorang Simone Inzaghi.
Komentar0