GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

PB PMII Bidang OKP Sambut Hari Sumpah Pemuda: Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran

Bidang OKP PB PMII, Akhmad Faizin menegaskan pentingnya melakukan refleksi terhadap arah dan kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran. (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Jakarta - Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali semangat persatuan, kolaborasi, dan pengabdian bagi kemajuan negeri. Dalam semangat itu, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) melalui Bidang OKP Akhmad Faizin menegaskan pentingnya melakukan refleksi terhadap arah dan kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang kini telah memasuki satu tahun masa kepemimpinannya.

Bidang OKP PB PMII, Akhmad Faizin, menyampaikan bahwa dalam satu tahun terakhir, pemerintahan Prabowo–Gibran telah menggulirkan sejumlah program prioritas yang terangkum dalam Asta Cita. Di antaranya percepatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan, penguatan pertahanan nasional, serta komitmen melanjutkan hilirisasi industri sebagai upaya memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.

Selain itu, program di sektor sosial seperti ketahanan pangan, perlindungan sosial, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat juga menjadi langkah yang patut di evaluasi sebagai bentuk kecintaan kita dalam keberlanjutan visi pembangunan nasional.

Namun, Faizin menekankan bahwa berbagai persoalan fundamental masih perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. “Kita melihat belum ada terobosan signifikan dalam penanganan ketimpangan ekonomi antarwilayah, serta masih lemahnya penciptaan lapangan kerja yang layak bagi generasi muda. Pemerintah juga perlu memperkuat transparansi dan akuntabilitas kebijakan publik agar tidak terjebak pada politik simbolik dan proyek populis semata,” ujarnya.

Bidang OKP  PB PMII menilai, dalam satu tahun masa kepemimpinan Prabowo–Gibran, arah pembangunan nasional perlu lebih menegaskan keberpihakan pada rakyat kecil, petani, nelayan, dan pekerja informal yang menjadi fondasi ekonomi rakyat. Selain itu, ruang partisipasi generasi muda harus dibuka lebih luas tidak hanya sebagai objek penerima kebijakan, tetapi sebagai mitra strategis dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan nasional.

“Semangat Sumpah Pemuda 1928 adalah semangat lintas golongan dan gagasan yang melahirkan persatuan ide dan tindakan untuk kemerdekaan bangsa. Di masa kini, semangat itu harus kita hidupkan kembali dalam bentuk partisipasi kritis dan kolaboratif untuk memastikan kepemimpinan nasional berjalan dengan arah yang demokratis, transparan, dan berpihak pada masa depan generasi muda,” tambah Faizin.

Bidang OKP PB PMII juga menyerukan agar pemerintah tidak alergi terhadap kritik publik, karena kritik yang konstruktif merupakan bentuk cinta terhadap bangsa. Pemerintah dituntut untuk lebih membuka ruang dialog dengan kalangan mahasiswa, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil dalam merumuskan kebijakan yang menyentuh kebutuhan rakyat secara nyata.

“Momentum Sumpah Pemuda tahun ini harus menjadi cermin untuk mengevaluasi apakah kepemimpinan nasional benar-benar menghadirkan keadilan sosial dan membuka masa depan yang layak bagi anak muda Indonesia. Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga semangat persatuan dalam keberagaman, sembari terus mengawal jalannya pemerintahan dengan semangat optimis dan kritis,” pungkasnya.

Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia

Mari jadikan Hari Sumpah Pemuda bukan sekadar seremonial, tetapi sebagai refleksi bersama untuk memastikan bahwa arah pembangunan bangsa benar-benar berpihak pada masa depan generasi muda dan kemajuan Indonesia.

Komentar0

Type above and press Enter to search.