GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Hana Nisa: Menjadikan Lari Sebagai Cinta dan Gaya Hidup di Tengah Kesibukan Kerja dan Wirausaha

Hana Nisa

Suara Time, Malang, Jawa Timur
- Di tengah rutinitas padat sebagai pekerja dan pelaku wirausaha, tak banyak orang yang mampu menjaga konsistensi dalam berolahraga, apalagi hingga menjadikannya bagian dari gaya hidup. Namun, Hana Nisa, perempuan asal Malang, Jawa Timur, membuktikan bahwa kesibukan bukanlah penghalang untuk tetap aktif. Ia menjadikan lari bukan sekadar hobi, tetapi bentuk cinta terhadap tubuh, kesehatan, dan cara hidup yang penuh semangat.

Di usia produktifnya, Hana telah membagi waktunya antara pekerjaan tetap, usahanya, serta kehidupan sosial yang dinamis. Meskipun jadwal hariannya padat, ia tetap setia meluangkan waktu untuk berlari.

Awal Perjalanan: Dari Rutinitas Menuju Kecintaan

Kecintaan Hana terhadap olahraga lari tidak terjadi secara instan. Berawal dari kebiasaan sederhana, yakni jogging ringan, ia mulai merasakan manfaat signifikan dari aktivitas tersebut. Tidak hanya kebugaran fisik yang meningkat, namun juga kualitas tidur dan suasana hati yang lebih stabil.

“Awalnya saya hanya ingin lebih sehat dan punya energi lebih untuk aktivitas harian. Tapi dari situ, saya mulai jatuh cinta pada prosesnya,” ungkap Hana saat ditemui di salah satu event race yang ia ikuti.

Setelah rutin berlari, ia mengikuti event-event lari. Dari 5K, 10K, hingga akhirnya mencoba menaklukan half marathon di 21K padahal ia baru dinaikan dikelas tersebut. Setiap event memberikan pengalaman berbeda dan memperkuat motivasinya untuk terus berlari.

Manajemen Waktu: Kunci Menjaga Konsistensi

Satu hal yang menjadi sorotan dari kisah Hana adalah kemampuannya dalam mengelola waktu. Dalam sehari, ia bisa memulai aktivitas dari pagi hingga malam hari. Pagi digunakan untuk berlari sebelum bekerja, lalu melanjutkan untuk menyelesaikan pekerjaan kantor, dan disamping itu digunakan untuk mengurus usaha kuenya.

“Saya bukan orang yang pandai dalam manajemen waktu, tapi saya belajar untuk disiplin. Kalau tidak diatur, semuanya bisa kacau. Lari justru membantu saya lebih teratur dan selain itu juga menjadikan lari untuk gaya hidup , karena bagi saya lari sebagai charging station ditengah padatnya aktivitas ” jelasnya.

Baginya, lari bukan penghambat aktivitas lainnya, tetapi penunjang. Saat tubuh sehat dan mental terjaga, produktivitas meningkat. Maka, ia tidak pernah melihat lari sebagai beban, melainkan bagian penting dari hidupnya.

Tantangan: Melawan Rasa Malas dan Stigma Sosial

Seperti banyak pelari lainnya, Hana juga menghadapi tantangan, terutama dari dalam dirinya sendiri. Rasa malas, kelelahan, dan keinginan untuk menyerah kerap menghampiri. Namun ia memiliki prinsip: “Satu langkah lebih baik daripada tidak sama sekali.”

Selain tantangan internal, ia juga sempat menerima komentar negatif dari lingkungan sekitar. Beberapa orang menganggapnya terlalu ambisius, atau bahkan mempertanyakan manfaat dari ‘sekadar berlari’.

“Awalnya saya terganggu, tapi lama-lama saya belajar bahwa tidak semua orang harus paham kenapa kita melakukan sesuatu. Yang penting, kita tahu tujuannya dan konsisten menjalaninya,” ucapnya tegas.

Kini, justru banyak orang yang terinspirasi oleh konsistensinya.

Komunitas: Pilar Semangat dan Dukungan

Hana juga aktif dalam komunitas lari di Malang. Ia menganggap komunitas sebagai keluarga kedua yang memberikan motivasi, dorongan, dan energi positif. Menurutnya, berlari bersama teman-teman membuat sesi latihan terasa lebih ringan dan menyenangkan.

“Kadang kita merasa malas kalau sendiri. Tapi kalau sudah janji latihan bareng teman, jadi semangat. Komunitas benar-benar membantu saya untuk tetap konsisten,” katanya.

Melalui komunitas, Hana juga mendapatkan akses ke pelatihan yang lebih terarah.

Ia belajar soal teknik pernapasan, pemanasan yang benar, hingga nutrisi yang mendukung performa berlari. Semua itu menjadikannya bukan hanya pelari yang tekun, tapi juga cerdas dalam menjaga tubuh.

Inspirasi Bagi Banyak Orang

Kisah Hana mulai dikenal luas setelah ia membagikan perjalanannya melalui media sosial. Ia tidak hanya memposting hasil lari atau event yang diikuti, tapi juga membagikan proses, kegagalan, dan pelajaran yang ia dapat selama perjalanan.

Postingan-postingan jujurnya mendapat banyak respons positif. Ia bahkan beberapa kali diundang sebagai narasumber di webinar kebugaran, khususnya yang membahas cara menjaga gaya hidup sehat di tengah kesibukan bekerja.

“Saya senang bisa berbagi. Kalau apa yang saya lakukan bisa memberi inspirasi buat orang lain, itu bonus yang luar biasa,” ungkapnya dengan senyum.

Wirausaha dan Lari: Dua Dunia yang Saling Mendukung

Menariknya, Hana juga melihat hubungan erat antara dunia lari dan dunia usahanya. Menjalankan bisnis memerlukan stamina, disiplin, dan kesabaran  kualitas-kualitas yang juga ditumbuhkan melalui olahraga.

Ia bahkan mengadaptasi filosofi lari dalam menjalankan usahanya. Menurutnya, dalam bisnis pun harus ada target, strategi, serta keberanian menghadapi tantangan. Sama seperti ketika mempersiapkan diri mengikuti lomba lari jarak jauh.

“Kalau tidak dilatih, tidak akan kuat menghadapi tantangan. Lari melatih saya untuk tahan banting, tidak mudah menyerah, dan terus bergerak,” tambahnya.

Menjadi Role Model Gaya Hidup Sehat

Kini, Hana telah menjadi role model bagi banyak perempuan muda yang ingin menjalani hidup sehat tanpa harus mengorbankan karier atau impian lainnya. Ia membuktikan bahwa semua bisa dicapai dengan perencanaan yang baik dan kemauan yang kuat.

Bagi Hana, berlari bukan lagi sekadar olahraga untuk menurunkan berat badan atau mengejar catatan waktu. Lari telah menjadi bentuk self-love, refleksi diri, dan simbol kebebasan.

“Lari membuat saya merasa hidup. Setiap langkah adalah pengingat bahwa saya bergerak maju, bukan hanya di lintasan, tapi juga dalam hidup, saya punya trik untuk yang akan mencoba berlari "mulai dari janji kecil cukup 1 kilometer setiap hari, biasanya setelah mulai, tubuh meminta lebih, lari bukan kompetisi tapi dialog dengan diri sendiri, karena disetiap kilometer akan selalu ada cerita.” tutupnya.

Kesimpulan

Kisah Hana Nisa mengajarkan kita bahwa kesibukan bukan alasan untuk meninggalkan gaya hidup sehat. Dengan tekad, disiplin, dan semangat berbagi, Hana menjadikan lari sebagai cinta dan gaya hidup yang memperkaya hidupnya dan menginspirasi banyak orang.

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, Hana menjadi contoh nyata bahwa menjaga keseimbangan antara kerja, usaha, dan kesehatan bukan hal mustahil. Ia adalah bukti hidup bahwa ketekunan kecil yang dilakukan konsisten, dapat membawa perubahan besar dalam hidup.

Komentar0

Type above and press Enter to search.