GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Generasi Z dan Tantangan Literasi di Era Digita

 

Azkiyatun Nafsi, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban. (Foto: Dok/Ist).
Suara Time, Opini - Generasi Z, yang tumbuh di era digital, dihadapkan pada tantangan besar dalam literasi. Banyak dari mereka yang kurang minat membaca dan menulis, sehingga berdampak pada kemampuan berpikir kritis dan analitis. Fenomena ini patut menjadi perhatian serius, karena literasi merupakan fondasi penting dalam membangun kemampuan intelektual dan profesional.

Di era digital ini, informasi tersedia dalam jumlah yang sangat besar dan mudah diakses. Namun, ironisnya, banyak dari Generasi Z yang lebih suka menghabiskan waktu di media sosial daripada membaca buku atau artikel. Mereka lebih tertarik dengan konten-konten yang singkat, menarik, dan mudah dikonsumsi, seperti video pendek atau postingan di media sosial.

Kurangnya minat literasi di kalangan Generasi Z dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dominasi media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Generasi Z, dan banyak dari mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di platform-platform seperti Instagram, TikTok, atau Twitter. Namun, media sosial juga dapat menjadi penghalang bagi mereka untuk mengembangkan minat literasi, karena konten-konten yang disajikan seringkali bersifat singkat dan tidak mendalam.

Selain itu, kurangnya akses ke sumber bacaan yang berkualitas juga dapat menjadi faktor penyebab kurangnya minat literasi. Banyak sekolah dan perpustakaan yang tidak memiliki koleksi buku yang memadai, sehingga membuat siswa kesulitan untuk menemukan bahan bacaan yang menarik dan bermanfaat. Hal ini dapat membuat siswa merasa bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan dan tidak menarik.

Dampak dari kurangnya literasi di kalangan Generasi Z dapat sangat signifikan. Kemampuan berpikir kritis dan analitis yang lemah dapat membuat mereka kesulitan untuk memahami isu-isu kompleks dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu, keterampilan bahasa yang kurang dapat membuat mereka kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif dan persuasif.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk meningkatkan literasi di kalangan Generasi Z. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan akses ke sumber bacaan yang berkualitas, mengembangkan program literasi yang menarik dan interaktif, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi.

Salah satu cara untuk meningkatkan literasi adalah dengan membuat membaca menjadi kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Sekolah dapat mengembangkan program literasi yang interaktif, seperti diskusi buku, teater, atau kegiatan lainnya yang dapat membuat siswa merasa bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, sekolah juga dapat meningkatkan koleksi buku di perpustakaan, sehingga siswa memiliki akses ke sumber bacaan yang berkualitas.

Masyarakat juga dapat berperan dalam meningkatkan literasi di kalangan Generasi Z. Orang tua dapat memotivasi anak-anak mereka untuk membaca dengan cara membuat membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan di rumah. Selain itu, masyarakat juga dapat mengembangkan program-program literasi yang dapat menjangkau Generasi Z, seperti festival buku, workshop menulis, atau kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan minat literasi.

Dengan meningkatkan literasi, Generasi Z dapat memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, dan keterampilan bahasa yang baik. Mereka dapat menjadi generasi yang lebih berpengetahuan, lebih kreatif, dan lebih mampu bersaing di era global. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk meningkatkan literasi di kalangan Generasi Z, sehingga mereka dapat menjadi generasi yang lebih baik dan lebih sukses di masa depan.

*) Penulis adalah Azkiyatun Nafsi, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban

Komentar0

Type above and press Enter to search.