GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja: Peran Orang Tua, Lingkungan, dan Media Sosial

Penulis:  Ernawati Rukmana, Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Akuntansi. (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Opini - Di balik gemerlap kemajuan teknologi dan kemudahan berkomunikasi di era digital, tersimpan tantangan besar bagi generasi muda: fenomena pergaulan bebas. Saat ini, batasan nilai-nilai sosial dan moral sering kali kabur di hadapan arus informasi tanpa filter yang membanjiri media sosial. Remaja, sebagai kelompok usia yang paling rentan, kerap terombang-ambing di antara pengaruh lingkungan, media daring, serta minimnya perhatian dari orang tua. Lantas, siapa yang seharusnya mengambil peran dalam membimbing mereka agar tidak terjerumus? Artikel ini akan membahas pentingnya peran keluarga, lingkungan sekitar, dan media sosial dalam upaya mencegah pergaulan bebas di kalangan remaja.

Perkembangan zaman yang kian pesat membawa berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat, termasuk bagi kalangan remaja. Di era digital ini, arus informasi begitu deras, gaya hidup makin terbuka, dan batasan nilai-nilai sosial sering kali kabur. Salah satu fenomena yang marak dibicarakan adalah pergaulan bebas di kalangan remaja.

Pergaulan bebas tak hanya berkaitan dengan seks pranikah, tetapi juga mencakup berbagai bentuk perilaku menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba, konsumsi minuman keras, hingga kekerasan dalam pergaulan. Lalu, siapa yang paling berperan dalam mencegah fenomena ini? Tidak bisa dipungkiri bahwa peran orang tua, lingkungan sekitar, dan media sosial sangatlah besar.

Peran Orang Tua

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak. Orang tua seharusnya menjadi teladan bagi anak-anak mereka, baik dalam bersikap, berperilaku, maupun dalam berkomunikasi.

Namun, tak sedikit orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga abai terhadap kondisi psikologis dan perkembangan sosial anak. Padahal, kurangnya perhatian dan komunikasi yang hangat dapat membuat remaja merasa kesepian dan mencari pelarian di luar rumah.

Penting bagi orang tua untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan anak, memberikan edukasi tentang nilai-nilai moral sejak dini, serta mengawasi aktivitas mereka, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Orang tua juga perlu memperkuat hubungan emosional agar anak merasa aman untuk berbagi masalah yang mereka hadapi.

Pengaruh Lingkungan

Remaja adalah fase pencarian jati diri. Pada fase ini, pengaruh lingkungan khususnya teman sebaya sangat kuat. Tidak jarang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena pengaruh teman-temannya yang memiliki perilaku negatif.

Lingkungan sekolah dan masyarakat pun memainkan peran penting. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang kondusif bagi pengembangan karakter positif. Guru dan tenaga pendidik perlu memberikan bimbingan dan pengawasan yang baik. Sementara itu, masyarakat di sekitar remaja perlu menciptakan lingkungan yang aman dan positif, sehingga remaja tidak terpapar oleh pengaruh buruk.

Peran Media Sosial

Tak dapat dipungkiri, media sosial kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan lainnya, remaja terpapar berbagai konten yang kadang tidak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan mereka.

Banyak konten yang menampilkan gaya hidup hedonis, pergaulan bebas, serta perilaku permisif yang dianggap keren. Jika tidak dibekali dengan literasi digital yang baik, remaja bisa mudah meniru gaya hidup tersebut tanpa memahami risiko dan konsekuensinya.

Di sinilah peran orang tua dan pendidik menjadi krusial. Edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak, penguatan kontrol diri, serta kemampuan memilah informasi harus ditanamkan kepada remaja sejak dini. Pemerintah pun perlu lebih ketat dalam mengawasi konten-konten yang berpotensi merusak moral generasi muda.

Pergaulan bebas di kalangan remaja merupakan tantangan besar di era digital. Mencegahnya bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga memerlukan peran aktif dari lingkungan sekolah, masyarakat, dan pengawasan terhadap media sosial.

Diperlukan sinergi antara berbagai pihak untuk membimbing remaja agar tidak mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Dengan komunikasi yang baik, lingkungan yang positif, serta literasi digital yang kuat, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bijaksana dalam menghadapi arus globalisasi.


*) Penulis adalah Ernawati Rukmana, Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Akuntansi.

Komentar0

Type above and press Enter to search.