GUdpBSYpTSd0TSY5TUW8TSC5TA==

Mahasiswa ISI Solo Magang di Dinas Kominfo Kota Mojokerto, Produksi Film Pendek “Suara yang Tertinggal” Spesial Sambut HUT Kota Mojokerto

Film pendek berjudul "Suara yang Tertinggal" oleh Galuh Lintang, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. (Foto: Dok/Ist).

Suara Time, Mojokerto — Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mojokerto ke-107, Galuh Lintang, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang saat ini sedang menjalani magang di Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Mojokerto, mempersembahkan karya film pendek berjudul "Suara yang Tertinggal."

Film ini mengangkat cerita penuh emosi tentang Gama, seorang pemuda yang telah lama merantau meninggalkan kampung halamannya di Mojokerto. Setelah bertahun-tahun menyimpan luka masa lalu yang tak pernah ia ungkapkan, Gama akhirnya memutuskan untuk kembali ke Mojokerto membawa surat terakhir dari ayahnya yang telah meninggal. Bersama sahabat lamanya, Gama menyusuri sudut-sudut kota yang penuh kenangan: Pasar Tanjung, Sekarsari, dan landmark bersejarah. Dalam perjalanannya, Gama berusaha menemukan makna mendalam dari pesan sang ayah, sekaligus berdamai dengan dirinya sendiri dan menemukan jati diri yang selama ini tersembunyi.

“Suara yang Tertinggal” diharapkan menjadi media promosi kota yang berbeda, dengan pendekatan emosional dan sinematografi puitis yang menampilkan keindahan Mojokerto dari perspektif personal. Selain memperkenalkan kekayaan budaya dan pesona kota, film ini juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas dan rasa cinta terhadap daerah asal.

Proses produksi film ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari tim kreatif Dinas Kominfo, Sineas lokal, hingga masyarakat setempat yang turut mendukung pengambilan gambar. Film ini dapat disaksikan melalui kanal resmi Pemerintah Kota Mojokerto serta berbagai platform media sosial.

Kehadiran film ini menjadi bukti nyata peran generasi muda dalam menghidupkan kembali narasi kota, sekaligus memperkuat identitas budaya Mojokerto sebagai kota yang hangat, penuh sejarah, dan terbuka bagi siapa saja yang ingin kembali “mendengar suara yang tertinggal.”

Komentar0

Type above and press Enter to search.